Bentuk Ucap Syukur Kepada Sang Pencipta, Desa Sukobendu Gelar Grebeg Suro

avatar metrosurya.com

Lamongan || metrosurya.com - Pemerintah Kabupaten Lamongan tepatnya di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup, menyelenggarakan Grebeg Suro 2024 dalam rangka memperingati masuknya bulan 1 Suro atau 1 Muharam 1446 Hijriah. Minggu (04/8/24)

Masyarakat Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan menggelar grebeg suro sebagai ajang tahunan ketika menyambut datangnya bulan Muharram, menampilkan pertunjukkan seni dan budaya seperti Reog Ponorogo, mereka mempercayai adat jawa peninggalan nenek moyang terdahulu membawa dampak positif.

Baca Juga: Polres Lamongan Bongkar Kasus Penyebaran Konten Pornografi Sesama Jenis

Pagelaran tradisi Jawa ini sangat menarik perhatian publik, tidak hanya masyarakat Sukobendu tetapi juga dari luar Desa dan luar Kota, meskipun sama-sama perayaan di bulan suro tetapi di tiap-tiap daerah pasti memiliki perbedaan dalam setiap ritualnya, seperti ritual doa, arak-arakan gunungan dll.

Kepala Desa Sukobendu dalam kesempatannya mengatakan, bahwasanya dengan banyaknya antusias warga yang mengikuti perayaan ini, akhirnya warga Desa Sukobendu menjadikan ritual grebeg suro ini sebagai agenda rutin tahunan.

"Ritual ini tidak hanya sebagai suatu tradisi saja melainkan sebagai strategi pemerintah dalam mempromosikan daerahnya."kata Wahab Kepdes Sukobendu, kepada awak media. (4/8)

Wahab berharap, kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain sebagai penguatan budaya, budaya grebeg suro juga menjadi pemicu tumbuhnya UMKM serta destinasi wisata.

Grebek Suro bisa menjadi daya tarik dan perhatian untuk datang dan menyaksikan secara langsung. Tujuan daripada perayaan Grebeg suro ialah sebagai ucapan syukur terhadap sang pencipta atas kemakmuran yang diberikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Upacara Kenaikan Pangkat Anggota Polri Periode 1 Juli 2025 di Polres Lamongan

"Ini dilambangkan dengan mempersembahkan gunungan secara berpasangan,"ungkapnya.

Sementara itu Camat Mantup Suwanto Sastrodiharjo memaparkan mengenai sejarahnya, Grebeg Suro ini merupakan adat istiadat dari masyarakat Ponorogo, Sebab adanya kebiasaan dari masyaraakat.

"terutama kalangan Warok pada malam 1 Suro yakni dengan tirakatan mengelilingi kota dan berhenti di alun-alun Ponorogo selama semalam suntuk." tutur Suwanto, panggilan akrab orang nomor satu di Mantup itu.

Baca Juga: Polres Lamongan Salurkan Bantuan Sosial ke Yayasan Lingkar Perdamaian dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79

Menurutnya pada tahun 1987, Bupati Soebarkah Poetro Hadiwirjo terbesit dibenaknya tentang sebuah ide kreatif untuk mewadahi budaya tersebut guna sebagai ajang pelestarian budaya juga. Melihat pemuda yang pada saat itu sudah mulai lintur ketertarikannya dengan kesenian reog, oleh karenanya, diadakanlah Grebeg Suro yang disitu diselipkan juga kesenian reog.

"Perayaan grebeg suro masa kini tak hanya dilaksanakan di Ponorogo saja, tetapi didaerah kejawen juga dilakukan ritual-ritual grebeg suro,"pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut hadir Bupati Lamongan Yuhronur Efendi beserta rombongan, Forkompimcam Mantup (Camat Suwanto Sastrodiharjo, Danramil Kapten Kav Nur Chodjim dan Kapolsek AKP Kosim ), Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala desa Sukobendu Wahab beserta staf dan Satpol PP, Pemuda Pancasila (PP), Banser dan para undangan lainnya. (Edy)

Editor : Muhammad Aldhen

Berita Terbaru