Metrosurya.com,Jombang,- RSUD Jombang Terapkan Inovasi Mbah Nik dan BICA Sebagai Pengelolaan Limbah Sampah di RSUD Jombang Persoalan sampah memang perlu disikapi dengan tepat agar memberikan solusi terkait pengelolaan sampah yang baik. Termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang sedang berusaha melakukan pengelolaan sampah yang ada di RSUD Jombang.
RSUD Jombang meluncurkan program inovasi pengelolaan sampah, termasuk pengelolaan limbah organik menjadi ecoenzyme atau disingkat dengan sebutan Mbah Nik Jadi Cozym.
Baca juga: Hari Bhayangkara di Pendopo Jombang: Komitmen Presisi Polres Ditegaskan
Wahyu Retno Wulandari A.Md.Kes selaku Sanitarian RSUD Jombang menjelaskan terkait inovasi yang dimiliki oleh RSUD Jombang dalam melaksanakan pengelolaan limbah organik. Program Mbah Nik Jadi cozym merupakan program pengelolaan sampah organik seperti sisa makanan atau sisa sayuran yang tidak terpakai dimanfaatkan menjadi cairan ecoenzyme yang bermanfaat.
"Program Mbah Nik Jadi Cozym ini berkaitan dengan cara pihak RSUD mengelola limbah sampah yang ada di RSUD, Khususnya limbah/sampah organik. Jadi limbah/ sampah organik atau disingkat Mbah Nik akan kami olah menjadi cairan Cozym atau ecoenzyme yang memiliki manfaat banyak, seperti dijadikan pupuk cair, desinfektan, penghilang bau maupun hama, dan mampu mereduksi polutan dalam pengelolaan IPAL,"jelasnya.
Ia juga menjelaskan jenis sampah yang bisa digunakan sebagai bahan ecoenzyme adalah sampah organik yang tidak membusuk. Sampah seperti sisa sayuran maupun buah harus tetap dalam kondisi fresh belum membusuk.
Program Mbah Nik Jadi Cozym sudah berjalan sejak 2021 hingga saat ini program tersebut terus dilakukan oleh tim Sanitasi RSUD Jombang, sebagai langkah keberlanjutan pengelolaan sampah. Cairan ecoenzyme yang sudah dihasilkan dapat bermanfaat dalam pengelolaan IPAL.
Hal itu dijelaskan oleh Wahyu Retno Wulandari A.Md.Kes terkait peran cairan ecoenzyme terhadap IPAL yang mampu mengelola limbah yang ada di dalam IPAL, sehingga limbah cair dapat dikelola dengan baik dan aman/memenuhi baku mutu lingkungan.
"Cairan ecoenzyme juga memiliki manfaat bagi pengelolaan limbah karena cairan ecoenzyme yang mengandung bakteri akan cepat menguraikan limbah sehingga septictank tidak cepat penuh. Jadi closet yang ada di RSUD atau perusahaan-perusahaan bisa ditambahkan dengan cairan ecoenzyme agar cepat terurai,"jelasnya.
Cairan ecoenzyme tidak hanya digunakan untuk keperluan perusahaan, khususnya IPAL. Melainkan, cairan tersebut juga memiliki manfaat bagi septic tank yang ada disetiap rumah warga. Cairan ecoenzyme akan mampu mengurai limbah yang ada di dalam septic tank.
"Cairan ecoenzyme juga sangat bisa digunakan di septic tank milik warga. Fungsi cairan ecoenzyme sama dengan IPAL, yakni bakteri akan cepat mengurai limbah yang ada di dalam septic tank, sehingga septic tank tidak gampang penuh,"jelas Wahyu Retno Wulandari.
Perlu diketahui, total pembuatan cairan ecoenzyme dari awal hingga akhir memakan waktu selama 3 bulan. Jadi membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan cairan ecoenzyme.
RSUD Jombang sudah berhasil menghasilkan 60 liter cairan ecoenzyme dari sebagian sampah 50 sampai 60 kilogram. Cairan tersebut dimanfaatkan oleh pihak RSUD untuk pemupukan tanaman sehingga bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia bagi keperluan sehari-hari.
"Sekarang RSUD Jombang sedang berusaha untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia, dengan menggantinya menggunakan cairan ecoenzyme dari produk pengelolaan sampah organik milik kami sendiri. Cairan tersebut bisa kita manfaatkan selain IPAL, bisa kami manfaatkan untuk taman-taman yang ada di RSUD Jombang,"ucap Wahyu Retno Wulandari.
RSUD Jombang berusaha untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar turut memanfaatkan cairan ecoenzyme sebagai pengganti pupuk kimia. Langkah awal yang dilakukan pihak RSUD Jombang dalam memperkenalkan cairan ecoenzyme dimulai dari kalangan karyawan RSUD Jombang terlebih dahulu.
"Kami juga mencoba mensosialisasikan cairan ecoenzyme ini agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas bukan hanya bagi perusahaan tetapi bagi masyarakat sekitar juga perlu kami sosialisasikan. Sementara ini, kami mensosialisasikan cairan ecoenzyme kepada karyawan RSUD Jombang," jelasnya.
"Hasilnya banyak dari mereka turut membeli cairan ecoenzyme dengan harga murah yakni Rp5.000, perbotol berukuran 600 ml. Cairan tersebut mereka gunakan sebagai pengganti pupuk, penghilang bau dan pengusir hama," lanjut Wahyu Retno Wulandari.
Selain itu, Wahyu Retno Wulandari A.Md.Kes memberikan langkah pembuatan cairan ecoenzyme dengan ketentuan-ketentuan tertentu mulai dari bahan hingga takaran yang sesuai.
"Perlu digaris bawahi, ecoenzyme bahannya adalah sisa ampas sayuran dan sisa ampas buah yang masih fresh belum membusuk. Kemudian ditambahkan dengan gula dan dicampurkan dengan air. Terdapat perbandingan yakni 3 banding 1 banding 10," ungkapnya.
Baca juga: M. Misbah Jombang Kritik Keras Putusan MK: Jangan Biarkan Demokrasi Dicuri Tafsir Elit
Lebih lanjut ia menjelaskan, jadi 3 bagian itu untuk kulit buahnya atau sisa sayurannya yang sudah dicuci, 1 untuk gulanya, dan 10 untuk airnya. Dari ketiga bahan tersebut dicampur dan diaduk terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tong atau galon air bekas.
"Kemudian ditutup, perlu diperhatikan bahwa kondisi harus kedap bahkan bisa ditambahkan dengan tutupan plastik agar lebih kedap, dan harus ditunggu selama 3 bulan. Tiap 2 Minggu awal harus di buka sebentar untuk mengeluarkan gas yang ada didalamnya. lalu 1 Minggu setelah itu dibuka kembali dan ditutup sampai 3 bulan,"jelasnya.
RSUD Jombang tidak hanya membuat program Inovasi pengelolaan limbah organik menjadi ecoenzyme atau disingkat Mbak Nik Jadi Cozym. RSUD membuat program BICA yakni program bersih cantik tanpa sampah plastik.
Wahyu Retno Wulandari A.Md.Kes selaku Sanitarian RSUD Jombang menjelaskan maksud konsep yang sedang dilaksanakan di RSUD Jombang untuk pengelolaan sampah anorganik.
"Bersih cantik tanpa sampah plastik ini kami fokuskan kepada sampah anorganik seperti botol plastik, kaca dan sebagainya. Namun kami memanfaatkan yang botol plastik. Jadi kami buatkan wadah khusus dengan desain dan model yang menarik di 15 titik RSUD Jombang, agar mereka membuang sampah botol plastiknya ke dalam wadah tersebut," katanya.
"Maka kami mengajak pengunjung untuk memisahkan sampah botol plastik tersebut secara tidak langsung. Sampah botol plastik yang sudah terkumpul akan diambil oleh bank sampah Jombang. Kemudian sampah botol plastik tersebut akan diolah kembali sehinggamemiliki nilai ekonomis," pungkasnya.
Editor : redaksi