Irjen Pol Nanang Avianto Resmi Jabat Kapolda Jawa Timur: Tantangan dan Harapan Baru

Metrosurya.com, Surabaya - Mutasi di tubuh kepolisian kembali bergulir. Berdasarkan surat telegram Kapolri nomor ST/488/III/KEP./2025, Irjen Pol Nanang Avianto resmi dilantik sebagai Kapolda Jawa Timur, menggantikan Komjen Pol Imam Sugianto. Dengan rekam jejak panjang di kepolisian, tantangan besar kini menantinya di provinsi dengan dinamika keamanan yang kompleks ini.

Irjen Pol Nanang Avianto bukanlah nama baru dalam dunia kepolisian. Pria kelahiran Malang, 1 April 1969 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian (AKPOL) 1990 dengan spesialisasi di bidang Reserse. Ia juga memiliki pengalaman di Lalu Lintas dan Profesi Pengamanan (Propam), menjadikannya perwira dengan pemahaman luas terhadap berbagai aspek penegakan hukum.

Sebelum ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Timur, Nanang Avianto telah dua kali memimpin kepolisian daerah:

Kapolda Kalimantan Tengah (2021–2023): Fokus kepemimpinannya tertuju pada penanganan konflik agraria, pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta pemberantasan narkotika.

Kapolda Kalimantan Timur (2023–2025): Mengawal keamanan proyek strategis nasional, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dua pengalaman ini menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi isu-isu besar, mulai dari konflik lahan, kejahatan terorganisir, hingga pengamanan proyek nasional.

Tantangan di Jawa Timur: Kejahatan Jalanan hingga Reformasi Internal

Jawa Timur memiliki karakteristik keamanan yang berbeda dibandingkan Kalimantan. Sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, berbagai permasalahan keamanan menjadi perhatian utama, di antaranya:

1. Pemberantasan Narkoba: Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di Indonesia. Tidak jarang, dugaan keterlibatan oknum aparat dalam melindungi jaringan narkotika turut mencuat ke publik.

2. Kejahatan Jalanan: Kasus begal, pencurian dengan kekerasan, hingga tawuran antar-geng masih menjadi momok, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang.

3. Dugaan Korupsi di Institusi Kepolisian: Laporan tentang dugaan suap dan pungutan liar di kepolisian Jawa Timur kerap muncul, yang menuntut adanya reformasi internal.

4. Ancaman Radikalisme: Jawa Timur memiliki sejarah panjang terkait isu terorisme, termasuk tragedi bom Surabaya 2018. Pendekatan keamanan yang tegas namun humanis menjadi tantangan tersendiri bagi kepemimpinan Nanang Avianto.

Sebagai perwira dengan latar belakang di Reserse, Lalu Lintas, dan Propam, Irjen Pol Nanang Avianto memiliki modal kuat dalam menangani tantangan di Jawa Timur.

Penindakan Narkotika dan Judi Ilegal: Mengacu pada pengalamannya di Kalimantan, diharapkan ia menerapkan strategi yang lebih agresif dalam pemberantasan narkoba dan perjudian ilegal.

Reformasi Internal: Sebagai mantan pejabat Propam, Nanang Avianto diharapkan lebih serius dalam menindak dugaan pelanggaran di internal kepolisian, khususnya di Polrestabes Surabaya dan Polres-Polres yang rawan pungli.

Deteksi Dini Keamanan: Pola keamanan berbasis intelijen yang ia terapkan di Kalimantan mungkin akan. (@red)

Editor : redaksi

Berita Terbaru

Jatim 1