Pasukan Khusus Thailand Berlatih di Cijantung Dulu Pernah Berperang Hadapi Murid Didik Kopassus

avatar metrosurya.com

Jakarta// metrosurya.com,-  Royal Thai Army Special Warfare Command alias pasukan khusus Thailand berkunjung ke Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur.

Royal Thai Army Special Warfare Command sengaja datang ke Cijantung untuk berlatih bersama Kopassus dalam Latma Tiger XXV/TA 2024.

Baca Juga: Dankormar Hadiri Peringatan HUT Ke-5 Pasukan Elite Koopssus TNI

Latma Tiger dilaksanakan pada 16-30 Juli 2024 dimana Royal Thai Army Special Warfare Command dan Kopassus mempraktekkan berbagai materi tempur sebagai pasukan khusus.

"Latihan Bersama (Latma) Tiger-XXV/TA 2024 antara Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan Royal Thai Army Special Warfare Command telah sukses digelar di Markas Komando Pasukan Khusus ( Makopassus ) Cijantung pada 16-30 Juli 2024.

Selama dua pekan, prajurit elit kedua negara berlatih berbagai skenario operasi khusus, seperti infiltrasi, penyergapan, dan urban warfare. Latihan ini bertujuan meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan operasional kedua pasukan," jelas @penkopassus pada 2 Agustus 2024.

Sebelumnya Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi saat menerima kunjungan Lieutenant General Roy M. Galido, Commanding General of the Philippine Army menjelaskan Korps Baret Merah sudah berpengalaman bekerja sama dalam latihan dan pendidikan dengan angkatan bersenjata lain dari seantero dunia.

"Selama ini kami telah berpengalaman bekerjasama di bidang Latihan dan Pendidikan dengan berbagai negara di dunia, baik negara Asia, Eropa, Australia maupun negara belahan Benua Amerika," jelas Danjen Kopassus.

Djon Afriandi tentunya menyambut secara terbuka kerja sama yang erat dengan AD Filipina dalam latihan atau pendidikan bersama pasukan khusus.

"Sebagai sahabat yang baik kami terbuka dan siap kerjasama yang panjang dengan Angkatan Darat Philippina," kata Djon.

Memang hasil didikan Kopassus menghasilan prajurit yang tahan banting.

Pendidikan pasukan khusus di Batujajar, Jawa Barat benar-benar keras dan menguras fisik sekaligus mental.

Bisa dibayangkan salah satu pendidikan komando Kopassus ialah survival di hutan.

Siswa sama sekali tak dibekali makanan, mereka cuma diberi garam dan pisau.

Pisau untuk berburu, garam untuk sedikit perasa menaburi masakan dari hasil buruan.

Selama lima hari para siswa dilepas di hutan, disuruh mencari sendiri makanan di alam liar.

Itu masih ditambah Long March jalan kaki dari Batujajar ke Cilacap sebagai tahapan akhir pendidikan komando.

Begitu kerasnya pendidikan pasukan komando Korps Baret Merah, ditengah jalan pasti ada saja yang menyerah alias gagal.

Salah satu angkatan bersenjata negara lain yang merasakan kerasnya pendidikan Kopassus ialah Kamboja.

Baca Juga: Mengenal 10 Sosok Mayjen Baru di Matra TNI AD

Royal Cambodian Army awalnya ingin membentuk pasukan khusus sekiranya tahun 1992.

Ia kemudian mengirim beberapa perwira menengah ke Cijantung meminta dilatih Kopassus.

"Indonesia telah meningkatkan program bantuan militernya ke Kamboja dengan rencana baru untuk melatih 200 tentara dari Pasukan Khusus elit RCAF.

Para prajurit akan dikirim ke Indonesia pada bulan September dalam tugas selama 10 bulan untuk dilatih dalam taktik militer tingkat lanjut yang akan difokuskan pada pengajaran para prajurit untuk beroperasi secara efektif di medan yang sulit.

Perwira RCAF merasa bahwa Indonesia, dengan medan hutan yang mirip dengan di Kamboja, akan menyediakan lingkungan pelatihan yang ideal bagi pasukan elit mereka," jelas The Phnom Penh Post pada 9 September 1994 silam.

Hasilnya saat ini Kamboja punya 14 Batalion pasukan khusus.

Mereka memakai baret merah dan loreng seragam identik seperti Kopassus dan menamai dirinya Special Force 911.

SF 911 pada tahun 2008 pernah dikirim ke situs Angkor Wat untuk merebut situs candi Preah Vihear dari tangan Thailand.

Situs Angkor Wat memang menjadi konflik perbatasan Thailand-Kamboja.

Preah Vihear diduduki tentara Thailand dan disana ada Royal Thai Army Special Warfare Command.

Jadilah clash bersenjata antara SF 911 Vs Royal Thai Army Special Warfare Command.

"Kedua angkatan bersenjata mengirim pasukan ke perbatasan dan menduduki kuil-kuil kecil lainnya di daerah tersebut.

Bentrokan pertama setelah pencantuman tersebut terjadi pada tanggal 3 Oktober 2008 dengan pertukaran tembakan senapan dan roket yang melukai seorang Kamboja dan dua tentara Thailand.

Pada tanggal 15 Oktober 2008 kedua tentara kembali bertukar granat berpeluncur roket dan mortir serta tembakan senapan mesin dan senjata ringan lainnya karena kesalahpahaman yang jelas tentang rotasi pasukan Thailand," jelas International Committe of The Red Cross pada 2013 dalam artikelnya berjudul 'Cambodia-Thailand, Border Conflict Around Preah Vihear Temple'

Pertempuran demi pertempuran terus terjadi dimana Thailand sempat kesulitan menghadapi manuver SF 911 yang tidak biasa.

Hasilna 16 tentara Thailand tewas sementara 19 prajurit Kamboja juga meninggal dunia.

Nama SF 911 langsung terkenal gegara ini dimana pola pendidikan komando mereka yang dirancang Kopassus sukses gemilang di medan tempur.

Editor : Muhammad Aldhen

Berita Terbaru