Sumenep, Metrosurya.com -11 Juli 2025 - Sebagai bagian dari bentuk pengabdian kepada masyarakat, Mahasiswa KKN 05 UTM menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi pembuatan briket dari tempurung kelapa di Desa Lapa Taman, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 8 Juli 2025 dan melibatkan sejumlah warga dari berbagai dusun yang ada di desa tersebut.
Program ini merupakan tindak lanjut dari uji coba yang telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa secara internal sebagai bentuk persiapan. Setelah memastikan bahwa proses pembuatan briket dapat dilakukan dengan alat sederhana dan bahan yang mudah diperoleh di lingkungan desa, mahasiswa merasa siap untuk membagikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat.
Baca juga: Jelang Mudik Lebaran, Kapolres Cirebon Kota Sosialisasikan Keselamatan Berkendara
Dokumentasi 2 Antusias warga dan uji coba
Kegiatan ini dihadiri masyarakat dengan penuh antusias, terlihat dari partisipasi aktif warga dalam setiap sesi, mulai dari mendengarkan pemaparan hingga mencoba langsung proses pencetakan briket. Beberapa warga bahkan menyampaikan pertanyaan dan ide pengembangan lebih lanjut, seperti kemungkinan menjual briket ke pasar lokal atau menggunakannya untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Antusiasme ini menjadi sinyal positif bahwa masyarakat terbuka terhadap inovasi sederhana yang membawa manfaat praktis dan berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan limbah berupa tempurung kelapa, kegiatan ini berfokus untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat agar mampu mengolah bahan tersebut menjadi briket sebagai sumber energi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan. Selain memberikan solusi atas permasalahan limbah organik, program ini juga membuka peluang baru bagi warga untuk menciptakan produk bernilai jual, yang berpotensi menunjang perekonomian keluarga maupun desa secara keseluruhan
Baca juga: SOSIALISASI PENGEMBANGAN APLIKASI PERSONEL DAN APLIKASI KENDARAAN DINAS OLEH DISINFOLAHTA KOLINLAMIL
Dokumentasi 3 Penjelasan pemateri
Dari total dua karung tempurung kelapa yang dikumpulkan, mahasiswa berhasil menghasilkan sekitar 1,5 kg briket padat melalui proses pengeringan, pembakaran, penghalusan, pencampuran, hingga pencetakan. Jumlah ini menjadi gambaran awal bahwa limbah rumah tangga seperti tempurung kelapa memiliki potensi besar untuk diolah menjadi energi alternatif yang layak dan bermanfaat. Hasil ini menunjukkan bahwa bahkan dalam skala kecil, pemanfaatan limbah rumah tangga dapat memberi nilai tambah yang konkret. Ke depan, produksi dalam jumlah lebih besar dan kolektif oleh masyarakat diharapkan bisa menciptakan peluang usaha baru berbasis energi terbarukan.
Baca juga: PUSPENERBAL GELAR SOSIALISASI BATAS KONTROL RUANG UDARA INDONESIA DAN SINGAPURA TAHUN 2024
“Kegiatan ini tidak hanya tentang teknologi sederhana, tapi bagaimana masyarakat bisa mandiri dan punya tambahan nilai ekonomi dari sesuatu yang sebelumnya dianggap limbah,” terang Charly vaganda Sihaloho selaku Ketua Kelompok KKN 05 UTM 2025
Melalui kegiatan ini, diharapkan warga tidak hanya memahami cara membuat briket, tetapi juga melihat potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dari limbah rumah tangga seperti tempurung kelapa. Edukasi ini juga menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan serta mendukung prinsip pemberdayaan berbasis potensi lokal. (Red)
Editor : redaksi