Risma Hadiri Kegiatan Donor Darah IKASMANCA KOMDA Surabaya: "Pendidikan Harus Cetak Generasi Siap Bersaing Global."

Foto: Tri Rismaharini saat memberikan keterangan kepada awak media metrosurya.com (@Bledex)
Foto: Tri Rismaharini saat memberikan keterangan kepada awak media metrosurya.com (@Bledex)

Surabaya, Metrosurya.com - 21 Juni 2025 — Mantan Wali Kota Surabaya sekaligus Menteri Sosial RI periode sebelumnya, Tri Rismaharini, menghadiri kegiatan donor darah yang digelar Ikatan Keluarga Alumni SMA Negeri 5 Surabaya (IKASMANCA) Komisariat Daerah Surabaya. Dalam kesempatan itu, Risma tidak hanya memberikan dukungan terhadap kegiatan sosial, tetapi juga menyampaikan pandangan mendalamnya tentang pentingnya pendidikan berkualitas bagi generasi penerus bangsa.

"Yang dekat dengan saya itu biasanya malah nggak saya openi. Dulu saat saya jadi wali kota, saya ingin para guru dan seluruh sekolah konsentrasi terhadap anak-anak. Mereka bukan hanya harus mendapat ilmu, tetapi juga pengalaman (experience) agar siap bersaing, bukan hanya di Indonesia, tapi juga secara global," ujar Risma.

Ia mengungkapkan bahwa selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, dirinya rutin mengirim sekitar 120 guru ke luar negeri setiap tahun untuk menimba ilmu dan pengalaman. "Bukan berarti luar negeri selalu lebih baik, tapi kita butuh pengalaman untuk memberikan pendidikan yang berkualitas," jelasnya. (21/6)

Dalam ceritanya, Risma juga berbagi pengalaman saat mengunjungi sekolah di Korea Utara. Ia mengaku terkejut karena setiap anak memiliki komputer pribadi di kelas, menunjukkan komitmen serius negara tersebut terhadap pendidikan meski dalam kondisi ekonomi dan politik yang berat.

"Saya pernah ke Korea Utara. Di sana, setiap anak di sekolah pegang laptop sendiri. Itu membuat saya semakin yakin bahwa pendidikan adalah kunci. Bahkan di negara dengan keterbatasan pun mereka sangat serius soal itu," tutur Risma.

Selain pendidikan, Risma juga menyoroti pentingnya kegiatan sosial seperti donor darah. Ia mengaku bangga karena alumni SMA 5 Surabaya tetap peduli terhadap isu-isu kemanusiaan. "Saya bangga sebagai alumni SMA 5. Banyak dari kita sudah tersebar di seluruh dunia, tapi tetap punya kepedulian sosial seperti ini," ujarnya.

Menanggapi pembatasan jumlah peserta donor darah oleh PMI yang hanya memperbolehkan 300 dari target 500, Risma menyayangkan kondisi ini dan berharap ada solusi, terutama terkait fasilitas penyimpanan darah. "Saya akan coba bantu komunikasikan ke PMI Pusat dan juga dengan pemerintah, karena Surabaya punya potensi besar sebagai kota pendonor," katanya.

Risma juga mengenang masa-masa sekolahnya di SMA Negeri 5 Surabaya, termasuk kenakalan-kenakalan kecil yang kini ia syukuri karena menjadi bagian dari proses pembentukan karakter dirinya. "Dulu saya sering nakal, suka mindah-mindah tas teman. Tapi dari situ saya belajar dan akhirnya jadi seperti sekarang," kenangnya sambil tersenyum.

Di akhir sesi, Risma menyampaikan harapan agar alumni dan seluruh masyarakat dapat terus mendukung pendidikan di Indonesia. "Sekolah adalah tempat di mana wajah bangsa ini dibentuk. Kalau kita ingin bangsa ini maju, pendidikan harus jadi prioritas utama," tutupnya. (@dex)

Editor : redaksi

Berita Terbaru