METROSURYA.COM, CIREBON Jawa Barat - Dalam upaya mendukung ketahanan pangan, Polresta Cirebon menyulap lahan tidur menjadi ladang jagung.
Penanaman bibit jagung secara serentak dilakukan di lahan Sekolah Pertanian Desa Tanjunganom, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Selasa (21/1/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Polresta Cirebon bersama jajaran Polsek dan pemerintah daerah.
Pantauan Awak Media Metrosurya di lokasi, sesaat setelah tiba di lahan, para peserta penanaman bibit jagung langsung mengambil tempat ke titik-titik yang disiapkan untuk menyebarkan bibit jagung.
Mereka tampak antusias dalam kegiatan yang juga dilaksanakan serentak se-Indonesia.
Hadir dalam kegiatan Launching Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektar Dalam Rangka Mendukung Swasembada Pangan Tahun 2025 antara lain :
PJ Bupati Cirebon Drs. H. WAHYU WIJAYA, SH.,M.Si, Ketua DPRD Kab Cirebon Dr.SOPHI ZULFIA, SH., MH, Kapolresta Cirebon KOMBES POL SUMARNI, S.I.K.,SH.,MH, Waka Polresta Cirebon AKBP IMARA UTAMA, SH., S.I.K., MH, Pjs Dandim Letkol WAWAN ISWANTO, Ketua PN Sumber IKKO SUJATMIKO, SH., MH, Kasi P3BR Kejari Sumber SANTOSO, SH, Kadis Ketahanan Pangan Drs. ERUS RUSMANA,M.Si, Kadis LH IWAN RIDWAN, S. SOS., M. Si,. Kadis Pertanian Dr. ALEX SUHERYAWAN, Kadis Sosial Dra. INDRA FITRIYANI, Kapolsek Jajaran Polresta Cirebon dan Para Perwira Polresta Cirebon.
Tak lupa, para siswa sekolah pertanian tersebut juga ikut serta sekaligus mendampingi dan membimbing cara menaburkan bibit jagung ke lubang-lubang.
Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni mengatakan, penanaman jagung ini merupakan langkah konkret dalam memanfaatkan lahan tidur untuk ketahanan pangan.
“Ya, hari ini kami melaksanakan penanaman jagung serentak bersama rekan-rekan jajaran Polres dan Polda di seluruh Indonesia di lahannya Sekolah Pertanian di Pasaleman Cirebon,” ujar Sumarni, saat diwawancarai media, Selasa (21/1/2025).
Dalam kegiatan ini, sebanyak 1,2 hektar lahan ditanami jagung dari total 5 hektar yang direncanakan di lokasi tersebut.
Selain itu, Polresta Cirebon dan jajaran Polsek menyiapkan total 302,5 hektar lahan untuk ditanami jagung di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
“Untuk jagung pipilnya seluas 105 hektar dan sisanya jagung manis,” ucapnya.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan jajaran kepolisian, tetapi juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, kelompok tani dan elemen masyarakat lainnya.
“Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah, bersama Pj Bupati, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan sebagainya."
"Serta kami juga melibatkan kelompok-kelompok tani dan elemen masyarakat lainnya,” jelas dia.
Sumarni berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh pemanfaatan lahan tidur untuk ketahanan pangan.
“Semoga kegiatan penanaman jagung serentak yang mengimplementasikan ketahanan pangan bisa dikembangkan lagi, terutama lahan-lahan tidur yang masih tersedia di wilayah Kabupaten Cirebon."
"Selain itu bisa untuk juga ditanam jagung atau tanaman pangan lainnya,” katanya.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pangan lokal sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Setelah melakukan penanaman jagung, Kapolresta Cirebon bersama peserta lainnya melaksanakan rapat zoom meeting bersama Kapolri dan Menteri Pertanian.
Pemerintah pusat ingin mendengarkan perkembangan pelaksanaan penanaman jagung serentak 1 juta area pertanian, tak terkecuali di Kabupaten Cirebon.
Adapun, lokasi lahan yang berada di lingkungan Sekolah Pertanian ini merupakan area pendidikan yang bernama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Persiapan Generasi Baru (YPGB) Karoya.
Di mana, sekolah tersebut menawarkan pendekatan unik dalam mencetak generasi muda dengan keterampilan berbasis pertanian.
Meski mengusung konsep pendidikan non formal, lembaga ini menjadi rumah belajar bagi hampir 500 siswa dari berbagai daerah di Indonesia.
"YPGB sebenarnya adalah sekolah non formal, dengan nama lengkapnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) YPGB."
"Kami memiliki program paket B setara SMP dan paket C setara SMA yang berfokus pada keterampilan berbasis pertanian," ujar Humas PKBM YPGB, Gufron saat berbincang dengan media, belum lama ini.
Gufron menjelaskan bahwa para siswa di PKBM YPGB tidak hanya belajar materi akademis seperti bahasa Indonesia dan matematika, tetapi juga keterampilan praktis.
"Kami mengorientasikan mereka pada pelatihan pertanian agar menjadi petani milenial yang tidak hanya memahami teori tetapi juga terampil secara langsung," ucapnya
Selain pertanian, PKBM YPGB juga menawarkan berbagai jurusan keterampilan seperti kelistrikan, perbengkelan mesin ringan, tata boga, tata busana, peternakan, penjernihan air minum, hingga rekayasa dan bioteknologi.
"Kami bahkan memiliki program peternakan domba, meski sebelumnya pernah fokus pada ayam."
"Untuk saat ini orientasi kami kembali ke domba," jelas dia.
Para siswa di PKBM YPGB tinggal di asrama yang disediakan oleh lembaga ini.
Namun, Gufron menegaskan bahwa lembaga ini bukan pesantren.
"Jika pesantren lebih berorientasi pada pendidikan agama, kami berorientasi pada keterampilan," katanya.
Kegiatan belajar siswa dimulai dari pagi hingga sore.
"Pagi sampai sore mereka sibuk di lapangan sesuai jurusan masing-masing."
"Misalnya, siswa perempuan banyak terlibat di pasca panen, tata boga dan lainnya," ujarnya.
Sejak berdiri pada tahun 2021, PKBM YPGB telah menjadi pilihan bagi siswa yang ingin mendapatkan pendidikan nonformal dengan nilai tambah berupa keterampilan.
"Kami ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas akademis tetapi juga memiliki keterampilan praktis untuk masa depan," ucap Gufron.
Dengan pendekatan unik ini, PKBM YPGB Kroya menjadi salah satu pelopor pendidikan berbasis keterampilan yang siap mencetak generasi muda sebagai petani milenial berkualitas.
Sementara itu, siswa Syakira (16) asal Palembang mengatakan, pihaknya merasa senang sekolah di YPGB. Ia sekolah di YPGB sejak kelas 1 SMA.
"Saya disini sudah 4 tahun, selain pendidikan formal disini kita belajar keterampilan juga," jelas Syakira.
Adapun, lembaga pendidikan nonformal tersebut merupakan pindahan dari PKBM YPGB Kahuripan di Kabupaten Bogor.
Di Cirebon sendiri sampai saat ini luas pertaniannya mencapai 19,8 hektar.
Selain mencetak generasi muda di dunia pertanian, PKBM ini diharapkan bisa menjadi pendukung agrowisata yang ada di wilayah Pasaleman.
Nurhari
Editor : redaksi