METROSURYA.COM || JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan sejumlah harapan kepada Korps Marinir yang pada hari ini menempuh usia ke-79 tahun.
“Saya mengucapkan dirgahayu ke-79 untuk Korps Marinir dengan tema ‘Korps Marinir Bersama Rakyat, Mengabdi untuk Negeri Menuju Indonesia Maju,” ucap Sjafrie dalam video yang diunggah pada akun Instagram @kemhanri, dikutip di Jakarta, Jumat (15/11).
Sjafrie mengatakan harapannya kepada Korps Marinir agar seluruh prajurit baret ungu menjadi cerdas dan andal, mampu menjadi benteng sapta marga dan pembela negara kesatuan RI berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Dirgahayu Korps Marinir, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan perlindungan bagi kita semua dalam setiap langkah perjuangan Korps Marinir,” ujar Sjafrie.
Dilansir dari berbagai sumber, Korps Marinir merupakan unit pasukan pendarat yang memiliki peran strategis dalam operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau-pulau terluar serta pembinaan potensi maritim.
Pasukan ini juga memiliki tugas penting dalam meningkatkan kekuatan dan kesiapan operasi satuan untuk menjaga keamanan wilayah laut dan perbatasan negara. Korps Marinir berperan sebagai Komando Utama Operasi TNI dan Komando Utama Pembinaan TNI AL.
Saat ini, Korps Marinir dipimpin oleh seorang komandan jenderal bintang dua yang bertanggung jawab langsung kepada Panglima TNI.
Markas besar Korps Marinir terletak di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. TNI AL mengorganisasi Korps Marinir dalam tiga divisi besar, yaitu Pasmar 1 di Cilincing, Jakarta Utara, Pasmar 2 di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Pasmar 3 di Klaurung, Sorong, Papua Barat Daya.
Pembentukan Korps Marinir berawal dari semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada 17 Agustus 1945, ketika proklamasi dikumandangkan, berbagai badan perjuangan dibentuk di seluruh pelosok nusantara untuk mempertahankan kemerdekaan, termasuk di bidang kelautan.
Para pejuang laut, yang terdiri dari pemuda pelayaran, nelayan, bekas pejuang Kaigun, Heiho, dan lainnya, membentuk satuan-satuan di pangkalan-pangkalan yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Marine Keamanan Rakyat dan Corps Marinier.
Pada 15 November 1945, di Pangkalan IV Angkatan Laut RI (ALRI) Tegal, terbentuklah satuan yang kemudian dikenal dengan nama Corps Mariniers, cikal bakal Korps Marinir.
Kemudian, pada 9 Oktober 1948, dengan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor A/565/1948, dibentuklah Korps Komando Angkatan Laut (KKO), yang pada akhirnya pada 15 November 1975 kembali menggunakan nama Korps Marinir, sesuai dengan keputusan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Selama periode perang kemerdekaan, Korps Marinir menjadi komponen terbesar dalam tubuh ALRI. Hal ini disebabkan oleh tuntutan situasi perjuangan yang mengharuskan lebih banyak tugas operasi darat dibandingkan di laut.
Pada masa itu, Corps Marinier di Pangkalan IV Tegal memiliki tujuh batalyon dengan persenjataan yang terus disempurnakan, termasuk senjata jenis Johnson dari FN (Belgia). Komandan pertama Korps Marinir adalah Mayor Agoes Soebekti. (Nhr)
Editor : redaksi