Metrosurya.com || Situbondo - ,Persainan ekonomi antara Indonesia dan Vietnam semakin memanas, khususnya di sektor perikanan dan batubara. HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy yang Akrab Disapa Haji Lilur, seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai “Raja Lobster”, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengalahkan Vietnam dalam industri perikanan, khususnya budi daya lobster
Haji Lilur menegaskan bahwa Indonesia telah menguasai teknologi budi daya lobster yang lebih maju dari Vietnam, dan dia berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai raja ekspor lobster dunia. Dia juga menargetkan untuk membangun 56 anak perusahaan yang akan mengoperasikan budi daya lobster di 567 teluk di 27 provinsi di Indonesia.
Permintaan lobster global yang tinggi, terutama di China, membuat bisnis budi daya lobster sangat menguntungkan. Sahlawiy memperkirakan nilai pasar BBL bisa mencapai 77 Triliun Rupiah per tahun, sebuah angka yang menggiurkan.
Namun, ekspor BBL dari Indonesia ke Vietnam selama ini dilakukan secara ilegal, Haji Lilut sendiri mengungkapkan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke Vietnam untuk mempelajari teknik budidaya lobster mereka dan menemukan banyak kejanggalan dalam proses ekspor BBL yang dilegalkan pada Januari 2024
Haji Lilur optimis bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama di sektor perikanan dan batubara di Asia Tenggara. Namun, dia juga mengakui bahwa tantangan besar masih menunggu, termasuk persaingan ketat dari Vietnam, peraturan pemerintah yang kadang tidak jelas, dan perluasan infrastruktur.
Hal ini menunjukkan persaingan ekonomi yang semakin ketat antara Indonesia dan Vietnam di sektor perikanan dan batubara.,Haji Lilur dengan ambisinya yang besar, bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di kedua sektor tersebut,Kita harus menunggu dan melihat apakah dia akan sukses dalam pertempuran ekonomi ini.(H.5)
Editor : redaksi